Jumat, 31 Mei 2013

Perayaan Hut ke 31 Kecamatan Pulau Bunyu, Kab Tanjung Selor

"Puncak Perayaan Ditandai dengan Doa Tolak Bala dan Upacara Adat Tidung"

Pelepasan Padaw Tuju Dulung yang dilakukan
oleh ketua Adat suku tidung berserta pejabat setempat
CATATAN JURNALIS - Masyarakat - Kecamatan Bunyu, menyebut puncak peringatan HUT Kecamatan Bunyu yang digelar Rabu kemarin dengan istilah Iraw Tengkayu Pantai Tanjung Arang Bunyu. Iraw Tengkayu Pantai Tanjung Arang merupakan salah satu upacara adat alias budaya suku Tidung. Tradisi itu merupakan warisan  budaya dimana dahulu upacara adat ini dikenal sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang Supranatural (Tuhan) terhadap pertolongannya jika ada anggota keluarga sembuh dari sakit.

Menurut kepecayaan warga Tidung, zaman dulu yang masih menganut paham animisme, orang sakit itu disebabkan roh jahat yang merasuk ke tubuh si sakit. Nah, untuk mengusir roh itu, maka meminta tolong kepada Sang Supranatural melalui seorang dukun. Sementara itu jika si Sakit tadi benar-benar sembuh maka apa yang diucapkan dan diminta si dukun tadi harus dipenuhi dan dilepas ke laut. Seiring dengan perkembangan budaya, upacara adat melepas sajen ke laut itu tidak hanya dilakukan saat ada seorang warga yang sembuh dari sakit. Tapi, warga suku Tidung juga melakukannya jika mendapat rezeki yang melimpah, serta dimaksudkan untuk meminta perlindungan dari mara bahaya (tolak bala).

“Siklus dari itu merupakan salah satu gambaran dari upacara adat lama kaum suku Tidung dahulu kala,” kata pembaca riwayat upacara adat suku Tidung. “Hal ini dapatlah dianggap sebagai suatu misteri dari Iraw Tengkayu pantai Tanjung Arang yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kami suku Tidung pulau Bunyu zaman dahulu kala,” sambungnya.

Saat peringatan Iraw Tengkayu Pantai Tanjung Arang, awalnya dimulai dengan upacara adat lantas dirangkai dengan doa tolak bala yang dipimpin oleh salah satu tokoh agama Islam di daerah itu. Setelah membaca doa selesai, upacara dilanjutkan dengan pelepasan miniatur perahu yang biasa disebut Padaw Tuju Dulung. Dalam perahu itu dilengkapi berbagai hasil bumi dan lainnya, termasuk berbagai masakan khas suku Tidung. Pelepasan perahu Padaw Tuju Dulung itu diiringi dengan tabuhan gong yang dimainkan oleh beberapa perempuan berumur lebih dari 40 tahun.

Usai pelepasan perahu ke tengah laut, acara dilanjutkan dengan pemotongan nasi rasul oleh tokoh adat di daerah itu. Potongan nasi rasul itu biasanya diberikan oleh tokoh adat tadi kepada seseorang yang dinilai memiliki pengaruh besar dalam suata daerah. Lantaran puncak peringatan HUT Bunyu ke-31 kemarin itu dihadiri langsung Bupati H. Budiman Arifin, tak heran potongan nasi rasul untuk pertama kali diberikan kepada Bupati.

Bupati menyambut positif kegiatan adat yang digelar pada hari puncak peringatan HUT kecamatan Bunyu. Menurutnya, peringatan semacam itu memang perlu dilakukan guna mengingatkan kepada generasi muda, bahwa daerah itu memiliki budaya yang perlu dilestarikan. Dari itu dirinya berharap kegiatan semacam itu bisa terus dilestarikan. Tak hanya itu dirinya juga berpesan agar pelaksanaan puncak peringatan HUT Bunyu kedepan juga melibatkan semua etnis di daerah itu, sebagai simbol persatuan dan kesatuan. (cj.il)
 

0 komentar:

Posting Komentar