CATATAN JURNALIS - BONTANG - Masyarakat Kota Bontang sejak Rabu dan
Kamis kema-rin dihebohkan dengan beredarnya kabar bahwa 13 pedagang
bakso di Ko-ta Taman diduga menjual bakso daging babi. Sekretaris kota
Bontang Asmudin Hamzah kemarin langsung mengge-lar rapat gabungan
bersama Kadis Kesehatan dr Indiati As’ad, Kadis Perikanan, Peternakan
dan Kelau-tan Adji Erlinawati dan Disperin-dakopi di Kantor Wali Kota
Bontang.
Dalam penjelasannya, Sekkot membenarkan kalau beberapa pedagang bakso di
Bontang positif terindikasi mencampur daging bakso sapi dengan daging
babi. Namun, katanya, hal itu harus dibuktikan kembali melalui uji
sample kembali. Pasalnya hasil tes yang menyebutkan ada 13 pedagang
bakso yang menjual daging bakso bercampur babi adalah hasil penelitian
dari Dinas Peternakan UPTD Laboratorium Kesehtaan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Pemprov Kaltim.
Uji tersebut dikatakan Adji, diambil acak dari 21 pedagang balso yang
tersebar di Bontang. Yang menjadi persoalan, Pemkot Bontang belum
menerima surat resmi terkait hal itu dari Pemprov Kaltim. Karena itu
Pemkot lakukan investigasi ke seluruh pedagang bakso di Bontang.
“Menyangkut nama-nama warung penjual baksonya, belum bisa kita
publikasikan saat ini karena masih harus melakukan koordinasi. Tapi yang
jelas supaya ini menjadi perhatian masyarakat untuk lebih teliti lagi.
Pada saatnya akan kita publikasinya mengenai nama warung bakso yang
positif menggunakan daging campuran di luar daging sapi atau yang halal
selama ini,” tegas Asmudin.
Dikatakannya, langkah yang diambil Pemkot saat ini yaitu terus mendalami
permasalahannya, agar kedepannya tidak terulang kembali. Misalkan
memberikan sanksi tegas kepada pemilik penggiling daging yang sengaja
mencampur daging sapi dan babi. Termasuk juga pemilik warung bakso yang
diduga ada unsur kesengajaan mencari keuntungan dari pencampuaran daging
ini.
“Di Bontang terdapat 7 tempat penggilingan daging sapi. Kita sudah
panggil dan komitmen supaya mereka tidak menerima daging untuk digiling
di luar dari daging sapi. Ini yang terus kita awasi. Kalau kedepannya
ditemukan lagi maka usaha mereka akan kita tutup, temasuk
mengikutsertakan jajaran kepolisian supaya dapat diproses secara hukum,”
tukasnya.
Sementara itu dari pantauan harian ini langsung ke salah satu pedagang
bakso yang diduga mengandung daging babi di Jl Ahmad Yani Bontang, ia
mengaku tidak pernah mencampur daging baksonya dengan daging babi. Ia
mengaku 3 minggu yang lalu staf dari Pemprov datang mengambil sample
bakso 4 bungkus dan ia mempersilakan. Belum lama ini, pedagang yang
sudah berjualan dari 2007 tersebut menerima hasil tes.
“Saya sumpah demi Allah, saya sendiri kaget kok bisa daging bakso
disebut mengandung babi. Padahal saya beli daging di Pak Imam di Rawa
Indah asli dari kios dan saya giling di Rawa Indah,” keluh pria
tersebut.
Ia mengaku siap dagingnya dites oleh dinas terkait untuk membuktikan isu
tersebut. Bahkan ia akan membuktikan bahwa baksonya halal dan Ia
berniat menguji kan sendiri daging baksonya di laboratorium Samarinda.
“Masalah ini harus segera diklarifi-kasi Pemerintah karena jelas
meru-gikan kami. Pemerintah memiliki laboratorium tersendiri di Bontang.
Jika perlu untuk menyakinkan bakso saya halal, tiap hari di tes lab
saya bersedia,” pungkasnya. (cj.kk)
Jumat, 31 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar